Minggu, 26 Februari 2012

SEKULARISASI ILMU PENGETAHUAN

       Sekularisasi atau pemisahan antara ilmu atau sains dengan agama mempunyai sejarah panjang dan gelap. Eropa abad pertengahan merupakan masa-masa suram bagi berkembangnya nalar kritis manusia. Kekuasaan berada dibawah otoritas gereja.  Mempertanyakan otoritas gereja sama dengan mempertanyakan otoritas Tuhan. Pembacaan terhadap realitas sepenuhnya merujuk pada kitab suci, sedangkan kitab suci pada masa itu dibaca secara harafiah. Sehingga sampai kini, kaum agama yang membaca kitab sucinya secara literal atau harafiah kerap dijuluki kaum skripturalis. Kaum ilmuwan yang menemukan fakta yang berbeda dengan kitab suci kerap dikucilkan bahkan dituduh ateis.

Jumat, 10 Februari 2012

SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI


Biografi Syech Abdul Qodir Al Jailani atau yang lebih sering disebut Manaqib Syech Abdul Qodir Al Jailani memang patut kita baca dan kita renungkan. Siapa sih beliau ?? Sering kita mendengar tentang nama seorang sufi besar dan ulama besar bernama Syekh Abdul Qodir Jaelani, atau ada yang menyebut Jiilani. Siapakah sebenarnya beliau? Apa yang menjadi pandangan beliau yang jelas tentu tetap berpegang pada junjungan kita Nabi Besar Sayyidina Muhammad SAW… berikut informasi dikumpulkan dari berbagai macam sumber…
Syeikh Abdul Qodir Jaelani (bernama lengkap Muhy al-Din Abu Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al-Jaelani) lahir di Jailan atau Kailan tahun 470 H/1077 M, sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliydan.(Biografi beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali). Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M.

K.H. HASYIM ASHARI

1. Biografi
Nama lengkap K. H. Hasyim Asy’ari adalah Muhammad Hasyim Asy’ari ibn ‘Abd Al-Wahid. Ia lahir di Gedang, sebuah desa di daerah Jombang, Jawa Timur, pada hari selasa kliwon 24 Dzu Al-Qa’idah 1287 H. bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871.
Asal-usul dan keturunan K.H M.Hasyim Asy’ari tidak dapat dipisahkan dari riwayat kerajaan Majapahit dan kerajaan Islam Demak. Salasilah keturunannya, sebagaimana diterangkan oleh K.H. A.Wahab Hasbullah menunjukkan bahawa leluhurnya yang tertinggi ialah neneknya yang kedua iaitu Brawijaya VI. Ada yang mengatakan bahawa Brawijaya VI adalah Kartawijaya atau Damarwulan dari perkahwinannya dengan Puteri Champa lahirlah Lembu Peteng (Brawijaya VII).

TGKH MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID


1. Latar belakang keluarga
     TGKH Muhammad Zainuddi Abdul Majid dilahirkan di Kampung Bermi Pancor Lombok Timur pada tanggal 17 Rabi’ul Awal 1315 H, nama kecil beliau adalah Muhammad Syaggaf dan berganti nama menjadi Haji Muhammad Zainuddin setelah menunaikan setelah menunaikan ibadah haji. Yang mengganti nama beliau adalah ayah beliau sendiri, yaitu Tuan Guru Haji Abdul Majid.  Mana itu diambil dari mana seorang ulama’ besar, guru di Masjidil Haram, yang akhlak dan kepribadiannya sangat menarik hati sang ayah, yaitu Syeikh Muhammad Zainuddin Serawak.[1]
     Penamaan Muhammad Saggaf memiliki cerita yang cukup unik. Tiga hari menjelang kelahirannya, ayahnya didatangi oleh dua orang wali yang berasal dari Hadlramaut dan Maghrabi. Kedua wali tersebut secara kebetulan mempunyai nama yang sama, yakni Saqqaf. Keduanya berpesan kepada Tuan Guru Kyai Haji Abdul Majid, jika mempunyai anak, agar diberi nama Saqqaf, seperti nama mereka berdua.[2]

Senin, 06 Februari 2012

KI BAGUS HADIKUSUMO

A.    Riwayat Hidup
Ki Bagus Hadikusumo dilahirkan di kampung Kauman, Yogyakarta. Nama aslinya adalah Raden Hidayat. Ia dilahirkan pada tanggal 11 Rabi’ul Akhir 1038 H. ia putra ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Raden Kaji Lurah Hasyim yaitu seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta. Seperti umumnya keluarga santri, Ki Bagus mulai memperoleh pendidikan agama dari orang tuanya dan beberapa kiyai di Kauman.[1]
Setelah tamat dari Sekolah ongko loro (tiga tahun tingkat sekolah dasar), Ki Bagus belajar di pondok pesantren tradisional Wonokromo Yogyakarta. Di pesantren ini ia mulai banyak mengkaji kitab-kitab Fiqih dan Tasawuf. Dalam usia 20 tahun Ki Bagus menikah dengan Siti Fatimah (putri Raden Kaji Suhud) dan memperoleh enam anak. Salah seorang diantaranya adalah Djarnawi Hadikusumo, tokoh Muhammadiyah dan pernah menjadi orang nomor satu di Parmusi.

K.H. ABDUL WAHID HASYIM

A.    Riwayat Hidup.
K.H.A. Wahid Hasyim dilahirkan pada tanggal 5 Rabi’ul Awal 1333 H (1 Juni 1914 M) di Tebuireng Jombang (Jawa Timur). Nama lengkapnya Abdul Wahi Hasyim Ia adalah anak kelima dari 10 bersaudara pasangan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari dengan Nafiqah, sebagai seorang anak kiyai, wahid belajar dari lingkungan keluarganya. Sejak usia 5 tahun, ia sudah belajar membaca al-Qur’an yang dibimbing langsung oleh ayahnya. Ia menempuh pendidikan madrasah dari lingkungan pesantren Tebuireng dan malam harinya mendapat pelajaran khusus dari ayahnya. Kondisi ini ia tekuni sampai usia 12 tahun. Kitab-kitab klasik yang dipakai di pesantren, seperti Fathul al-Qarib (kemenangan bagi yang dekat) dan Minhaj al-Qayim (jalan yang lurus), sudah ia pelajari di usia 7 tahun.[1]

KH. AKHMAD DAHLAN

PENDAHULUAN

Muhammad Darwisy (Nama Kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan)  dilahirkan dari kedua orang tuanya, yaitu KH. Abu Bakar (seorang ulama dan Khatib terkemuka di Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta) dan Nyai Abu Bakar (puteri dari H. Ibrahim yang menjabat sebagai penghulu kesultanan juga). Ia merupakan anak ke-empat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo.

ISMAIL RAZI AL-FARUQI

I. Biografi
     Islamil Raji Al-Faruqi lahir di Jaffa, Palestina 1 Januari 1921. Dikenal secara luas sebagai ahli ilmu agama Islam dan ilmu perbandingan agama. Ia juga dikenal sebagai penganjur Pan-Islamisme, ia memulai studi di College des Freres Libanon. Pada tahun 1941, ia melanjutkan pendidikan di American University, Beirut. Gelar sarjana mudanya dalam bidang filsafat ia peroleh daTi universitas tesebut pada usia 20 tahun, kemudian ia menjadi pegawai pemerintah Palestina dibawah mandat Inggris selama empat tahun dan bahkan sempat menjabat sebagai gubemur di daerah Galile yang kemudian jatuh ke tangan Inggris pada tahun 1947. Pada tahun berikutnya Al-Faruqi memutuskan untuk berhijrah ke Amerika Serikat. Di sana ia melanjutkan studinya yang sempat terhenti.

MUHAMMAD AL-NAQUIB AL-ATTAS

I. Biografi
     Beliau adalah ilmuan Malaysia yang lahir di Bogor, Jawa Barat pada 5 september 1931. Pada usia lima tahun ia pindah ke Malaysia, tapi pada masa pendudukan Jepang ia kembali ke Jawa Barat dan belajar agama serta bahasa arab di pesantren al-Urwah al-Wusqa di Sukabumi. Tahun 1946 ia kembali ke Malaysia dan hidup bersama keluarga Tengku Abdul Aziz yang saat itu menjawab sebagai Menteri Besar Johor.
     Pendidikan formal beliau dimulai di English College Johor, kemudian The Royal Militery Academy Sandhurst Inggris (selesai tahun 1955). Universitas Malaya, Malaysia kajian ilmu-ilmu social (1057-1959). MA dari Mc Gill University Kanada di bidang teologi dan metafisika. Ph.D di The School of Oriental and Afican Studies Universitas London Inggris (1966) dengan Disertasi “The Mysticism of Hamzah Fansuri”.

AL-KINDI

PENDAHULUAN

Filsafat islam itu sendiri adalah hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistimatis.
 Dalam perkembangan akhir-akhir ini, cakupan dalam filsafat islam itu diperluas kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran keislaman, yang mana diantaranya meliputi perbincangan oleh para filsuf dalam wilayah kekuasaan islam yang pengertiannya secara khusus, ialah pokok-pokok atau dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh para filsuf islam.

DZUN NUN AL-MISHRY

PENDAHULUAN

Dzun nun al-Mishry adalah nama julukan bagi seorang sufi yang hidup pertengahan abad ke-3 Hijriyah. Nama lengkapnya Abu Al-Faidh Tsauban bin Ibrahim. Beliau salah seorang sufi besar yang membawa paham ma’rifah dalam ajaran tasawufnya.
Selain seorang sufi menurut riwayat ia juga seorang ahli ilmu pengetahuan dan Filsafat. Dikatakan pula bahwa ia dapat membaca huruf hieroglif yang  di tinggalkan zaman Fir’aun di Mesir. Ajaran tasawuf yang dibawa oleh Dzunnun al-Misri dikenal dengan istilah Ma’rifat.
Pada makalah kali ini kami dari kelompok tujuh akan mempersentasikan biografi spiritual Dzunnun al-Misri, hakekat hijab dan ma’rifat serta menganalisis pemikiran beliau agar bias mengambl hikmah darinya

IBNU BAJJAH

 PENDAHULUAN

Ibnu Bajjah adalah salah seorang tokoh filosaf yang namanya sudah taka sing lagi di telinga kita. Nama lengkap beliau adalah Abu Bakar Muhamad ibn Yahya ibn al-Sha’igh al-Tujibi al-Andalusi al-Samqusti ibn Bajah. Selain sebagai filsuf, Ibn Bajah dikenal sebagai penyair dan komponis.
Ibn Bajah sebagai seorang filosof mengemukakan teorinya yakni al-Ittishal, yaitu bahwa manusia mampu berhubungan dan meleburkan diri dengan Akal Fa’al atas bantuan ilmu dan pertumbuhan kekuatan insaniyah. Berkaitan dengan teori ittishal tersebut, Ibn Bajah juga mengajukan satu bentu epistemology yang berbeda dengan corak yang dikemukakan oleh Al-Ghazali di Dunia Islam Timur.

AL-FARABI

PENDAHULUAN

Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalagh al-Farabi atau yang biasa dikenal dengan al-Farabi lahir di Wasij, sebuah dusun kecil di kota Farab, Propinsi Transoxiana, Turkestan, sekitar tahun 890. Dia berasal dari keluarga bangsawan-militer Turki.Al-Farabi melewatkan masa remajanya di Farab. Di kota yang mayoritas mengikuti mazhab Syafi’iyah inilah al-Farabi menerima pendidikan dasarnya. Dia digambarkan “sejak dini memiliki kecerdasan istimewa dan bakat besar untuk menguasai hampir setiap subyek yang dipelajari.” Pada masa awal pendidikannya ini, al-Farabi belajar al-Qur’an, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadits) dan aritmetika dasar.Setelah menyelesaikan studi dasarnya.