
"Ilmu Pengetahuan Aset Yang Sangat Berharga, Harus Kita Jaga Dan Lestarikan Serta Memperkaya Dengan Mendalaminya"
Minggu, 26 Februari 2012
SEKULARISASI ILMU PENGETAHUAN

Jumat, 10 Februari 2012
SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI

Syeikh Abdul Qodir Jaelani (bernama lengkap Muhy al-Din Abu
Muhammad Abdul Qodir ibn Abi Shalih Zango Dost al-Jaelani) lahir di Jailan atau
Kailan tahun 470 H/1077 M, sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al
Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliydan.(Biografi beliau dimuat dalam
Kitab Adz Dzail ‘Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor 134, karya Imam Ibnu
Rajab Al Hambali). Beliau wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada
tanggal 9 Rabi’ul Akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M.
K.H. HASYIM ASHARI
1. Biografi

Asal-usul dan
keturunan K.H M.Hasyim Asy’ari tidak dapat dipisahkan dari riwayat
kerajaan Majapahit dan kerajaan Islam Demak. Salasilah keturunannya, sebagaimana
diterangkan oleh K.H. A.Wahab Hasbullah menunjukkan bahawa leluhurnya yang
tertinggi ialah neneknya yang kedua iaitu Brawijaya VI. Ada yang mengatakan
bahawa Brawijaya VI adalah Kartawijaya atau Damarwulan dari perkahwinannya
dengan Puteri Champa lahirlah Lembu Peteng (Brawijaya VII).
TGKH MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID
1. Latar belakang keluarga

Penamaan
Muhammad Saggaf memiliki cerita yang cukup unik. Tiga hari menjelang
kelahirannya, ayahnya didatangi oleh dua orang wali yang berasal dari
Hadlramaut dan Maghrabi. Kedua wali tersebut secara kebetulan mempunyai nama
yang sama, yakni Saqqaf. Keduanya berpesan kepada Tuan Guru Kyai Haji
Abdul Majid, jika mempunyai anak, agar diberi nama Saqqaf, seperti nama
mereka berdua.[2]
Senin, 06 Februari 2012
KI BAGUS HADIKUSUMO
Ki Bagus Hadikusumo dilahirkan di kampung Kauman, Yogyakarta.
Nama aslinya adalah Raden Hidayat. Ia dilahirkan pada tanggal 11 Rabi’ul Akhir
1038 H. ia putra ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Raden Kaji Lurah
Hasyim yaitu seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton
Yogyakarta. Seperti umumnya keluarga santri, Ki Bagus mulai memperoleh pendidikan
agama dari orang tuanya dan beberapa kiyai di Kauman.[1]
Setelah tamat dari Sekolah ongko loro (tiga tahun tingkat
sekolah dasar), Ki Bagus belajar di pondok pesantren tradisional Wonokromo
Yogyakarta. Di pesantren ini ia mulai banyak mengkaji kitab-kitab Fiqih dan
Tasawuf. Dalam usia 20 tahun Ki Bagus menikah dengan Siti Fatimah (putri Raden
Kaji Suhud) dan memperoleh enam anak. Salah seorang diantaranya adalah Djarnawi
Hadikusumo, tokoh Muhammadiyah dan pernah menjadi orang nomor satu di Parmusi.
K.H. ABDUL WAHID HASYIM
A.
Riwayat Hidup.
K.H.A. Wahid Hasyim dilahirkan pada tanggal 5 Rabi’ul
Awal 1333 H (1 Juni 1914 M) di Tebuireng Jombang (Jawa Timur). Nama lengkapnya
Abdul Wahi Hasyim Ia adalah anak kelima dari 10 bersaudara pasangan Hadratus
Syaikh Hasyim Asy’ari dengan Nafiqah, sebagai seorang anak kiyai, wahid belajar
dari lingkungan keluarganya. Sejak usia 5 tahun, ia sudah belajar membaca
al-Qur’an yang dibimbing langsung oleh ayahnya. Ia menempuh pendidikan madrasah
dari lingkungan pesantren Tebuireng dan malam harinya mendapat pelajaran khusus
dari ayahnya. Kondisi ini ia tekuni sampai usia 12 tahun. Kitab-kitab klasik
yang dipakai di pesantren, seperti Fathul al-Qarib (kemenangan bagi yang dekat)
dan Minhaj al-Qayim (jalan yang lurus), sudah ia pelajari di usia 7 tahun.[1]
KH. AKHMAD DAHLAN
PENDAHULUAN

ISMAIL RAZI AL-FARUQI
I. Biografi
Islamil
Raji Al-Faruqi lahir di Jaffa, Palestina 1 Januari 1921. Dikenal secara luas
sebagai ahli ilmu agama Islam dan ilmu perbandingan agama. Ia juga dikenal sebagai
penganjur Pan-Islamisme, ia memulai studi di College des Freres Libanon. Pada
tahun 1941, ia melanjutkan pendidikan di American University, Beirut. Gelar
sarjana mudanya dalam bidang filsafat ia peroleh daTi universitas tesebut pada
usia 20 tahun, kemudian ia menjadi pegawai pemerintah Palestina dibawah mandat
Inggris selama empat tahun dan bahkan sempat menjabat sebagai gubemur di daerah
Galile yang kemudian jatuh ke tangan Inggris pada tahun 1947. Pada tahun
berikutnya Al-Faruqi memutuskan untuk berhijrah ke Amerika Serikat. Di sana ia
melanjutkan studinya yang sempat terhenti.
MUHAMMAD AL-NAQUIB AL-ATTAS
I. Biografi
Beliau
adalah ilmuan Malaysia yang lahir di Bogor, Jawa Barat pada 5 september 1931. Pada
usia lima tahun ia pindah ke Malaysia, tapi pada masa pendudukan Jepang ia
kembali ke Jawa Barat dan belajar agama serta bahasa arab di pesantren al-Urwah
al-Wusqa di Sukabumi. Tahun 1946 ia kembali ke Malaysia dan hidup bersama
keluarga Tengku Abdul Aziz yang saat itu menjawab sebagai Menteri Besar Johor.
Pendidikan
formal beliau dimulai di English College Johor, kemudian The Royal Militery
Academy Sandhurst Inggris (selesai tahun 1955). Universitas Malaya, Malaysia kajian ilmu-ilmu social (1057-1959). MA dari
Mc Gill University Kanada di bidang teologi dan metafisika. Ph.D di The
School of Oriental and Afican Studies Universitas London Inggris (1966) dengan
Disertasi “The Mysticism of Hamzah Fansuri”.
AL-KINDI
PENDAHULUAN

Dalam perkembangan akhir-akhir ini, cakupan dalam filsafat islam itu
diperluas kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran
keislaman, yang mana diantaranya meliputi perbincangan oleh para filsuf dalam
wilayah kekuasaan islam yang pengertiannya secara khusus, ialah pokok-pokok
atau dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh para filsuf islam.
DZUN NUN AL-MISHRY
Dzun nun al-Mishry adalah nama julukan bagi seorang sufi yang hidup
pertengahan abad ke-3 Hijriyah. Nama lengkapnya Abu Al-Faidh Tsauban bin
Ibrahim. Beliau salah seorang sufi besar yang membawa paham ma’rifah dalam
ajaran tasawufnya.
Selain seorang sufi menurut riwayat ia juga seorang ahli ilmu pengetahuan
dan Filsafat. Dikatakan pula bahwa ia dapat membaca huruf hieroglif yang di tinggalkan zaman Fir’aun di Mesir. Ajaran
tasawuf yang dibawa oleh Dzunnun al-Misri dikenal dengan istilah Ma’rifat.
Pada makalah kali ini kami dari kelompok tujuh akan mempersentasikan
biografi spiritual Dzunnun al-Misri, hakekat hijab dan ma’rifat serta
menganalisis pemikiran beliau agar bias mengambl hikmah darinya
IBNU BAJJAH
Ibnu Bajjah adalah salah seorang tokoh filosaf yang namanya sudah taka
sing lagi di telinga kita. Nama lengkap beliau adalah Abu Bakar Muhamad ibn
Yahya ibn al-Sha’igh al-Tujibi al-Andalusi al-Samqusti ibn Bajah. Selain
sebagai filsuf, Ibn Bajah dikenal sebagai penyair dan komponis.
Ibn Bajah sebagai seorang filosof mengemukakan teorinya yakni
al-Ittishal, yaitu bahwa manusia mampu berhubungan dan meleburkan diri dengan
Akal Fa’al atas bantuan ilmu dan pertumbuhan kekuatan insaniyah. Berkaitan
dengan teori ittishal tersebut, Ibn Bajah juga mengajukan satu bentu
epistemology yang berbeda dengan corak yang dikemukakan oleh Al-Ghazali di
Dunia Islam Timur.
AL-FARABI
Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalagh al-Farabi atau
yang biasa dikenal dengan al-Farabi lahir di Wasij, sebuah dusun kecil di kota
Farab, Propinsi Transoxiana, Turkestan, sekitar tahun 890. Dia berasal dari
keluarga bangsawan-militer Turki.Al-Farabi melewatkan masa remajanya di Farab.
Di kota yang mayoritas mengikuti mazhab Syafi’iyah inilah al-Farabi menerima
pendidikan dasarnya. Dia digambarkan “sejak dini memiliki kecerdasan istimewa
dan bakat besar untuk menguasai hampir setiap subyek yang dipelajari.” Pada
masa awal pendidikannya ini, al-Farabi belajar al-Qur’an, tata bahasa,
kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadits) dan aritmetika
dasar.Setelah menyelesaikan studi dasarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)