Sabtu, 13 Oktober 2012

TUJUAN PENDIDIKAN


  Q.S Al-Imran ayat : 138-139

هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ. وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ.
(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu lah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (al-Imran 138-139)1


Kosa kata :
§  Bayanun : Penjelasan tentang akibat jelek yang mereka lakukan, berupa kebohongan
§  Hudan      :  Penambah penerang mata hati dan petunjuk kepada jalan agama lurus                                    
§  Al- Mau’izah   : Suatu hal yang bisa melunakan hati dan mengajak berpegang kepada ketaatan yang ada padanya
§  Al-Wahnu       : Lemah dalam beramal, berpikir dan dalam menjalankan perkara
§  Al-Hajnu         : Perasaan yang menimpa jiwa bila kehilangan sesuatu yang dicintainya2
Penjelasan :
Didalam ayat 138 menjelaskan tentang keadaan umat manusia, sekaligus sebagai petuah dan nasehat bagi orang-orang yang bertakwa dari kalangan mereka, karena mereka orang yang mau mengambil petunjuk dengan kenyataan-kenyataan  seperti ini. Mereka juga mau mengambilnya sebagai pelajaran dalam menghadapi kenyataan yang sedang mereka alami. Berkat petunjuk ini, mereka berjalan lurus sesuai dengan metode yang benar, menjauh dari hal-hal yang mengakibatkan kelalaian yang sudah tampak jelas akibatnya, yakni membahayakan diri mereka.  Orang mukmin sejati ialah orang  yang mau mengambil hidayah dari Al-Kitab dan mau menerima penyuluhan nasehat-nasehatnya. Dalam hal ini juga merupakan bantahan terhadap perkataan kaum musyrikin dan munafik yang melancarkan tuduhan kepada Nabi SAW, mereka mengatakan bahwa jika Muhammad memang benar-benar seorang utusan, maka pasti mereka tidak akan bisa dikalahkan dalam perang uhud. Hal itu juga mengandung petunjuk dan penjelasan bahwa sunnatullah juga berlaku bagi para nabi dan rasul, sebagaimana berlaku bagi semua makhluk-Nya. 
Al-Qur’an telah memberikan petunjuk kepada kita tentang masalah-masalah strategi pertempuran menghadapi musuh, sampai bagaimana kita mempersiapkan diri, dalam hal ini kita dianjurkan mengetahui hakikat persiapan supaya kita melangkah dengan kewaspadaan dalam membela hak. Dengan demikian, kita berjalan diatas sunnatullah dalam meraihnya dan memelihara kelestariannya. Hendaknya kita mengetahui kondisi musuh kita untuk dijadikan pertimbangan antara kekuatan kita dan kekuatan mereka. Apabila kita tidak menempuh jalan-jalan tersebut berarti kita tidak memakai jalan hidayah, dan kita termasuk orang-orang yang tidak mau mengambil pelajaran dan pengalaman.
Didalam ayat 139 dijelaskan janganlah kalian merasa lemah dalam menghadapi pertempuran dan hal-hal yang diakibatkan olehnya, seperti membuat persiapan dan mengatur siasat perang, lantaran luka dan kegagalan  lantaran luka dan kegagalan dalam perang uhud. Janganlah kalian bersedih atas orang-oarang yan mati selama perang tersebut. Bagaimana perasaan lemah dan sedih menimpa kalian, sedangkan kalian merupakan orang-orang yang berada diatas angin (menamg). Sunnatullah telah menetapkan pada saat terdahulu, bahwa akibat yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa, tidak pernah menyimpang dari sunah-Nya. Bahkan mereka memberikan pertolongan kepada orang-orang yang mau menolong sunatullah dan mereka menegakan keadilan.
Sesungguhnya Allah melarang merasa susah terhadap apa yang telah lewat, karena hal tersebut akan mengakibatkan seseorang kehilangan semangatnya. Sebaliknya Allah tidak melarang hubungan seseorang dengan apa yang dicintainya, yaitu harta, kekayaan, atau teman yang dapat memulihkan kekuatannya, serta dapat mengisi hatinya dengan kegembiraan. Yang dimaksud dengan larangan hal seperti ini adalah mengobati jiwa dengan cara bekerja, meski dengan cara terpaksa.
Kesimpulanya, bahwa perintah untuk berbuat persiapan, menyediakan segala peralatan termasuk dengan tekad dan semangat yang benar, disamping keteguhan hati dan bertawakal kepada Allah supaya bisa meraih kemenangan dan mendapatkan apa yang diinginkan, serta dapat mengembalikan kerugian-kerugian atau kekalahan-kekalahan yang telah mereka derita.
Firman Allah wa antumul a’launa merupakan berita gembira tentang apa yang bakal mereka raih di masa mendatang, yaitu kemenangan. Sesungguhnya yang hatinya telah diisi deang iman yang benar, sehingga iman itu benar-benar meresap dakam hati ia pasti merasa yakin terhadap akibat baik sesudah ia berpegang pada sunnatullah dan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya ke arah keberhasilan dan kebahagiaan.

Q.S Al-Fath ayat 29                                                 

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا.

Artinya : “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
            Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad itu adalah Rosul yang di utus Allah kepada seluruh umat.Para sahabat dan pengikut Rosul itu bersikap keras terhadap orang-orang kafir,tetapi lemah lembut terhadap sesama mereka. Orang-orang yang beriman itu selalu mengerjakan solat dengan khusu’, tunduk, ikhlas, mencari pahala, karunia Allah dan keridhoan –Nya.3
            Tampak diwajah mereka terlihat bekas sujud.Yang dimaksud dengan bekas sujud disini ialah air muka yang cemerlang, tidak ada gambaran kedengkian dan niat buruk kepada orang lain, penuh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Bersikap dan berbudi pekerti yang halus sebagai gambaran keimanan mereka. Sifat-sifat yang demikan itu adalah sifat-sifat yang terlukis dalam taurat.
            Sifat-sifat mereka yang terlukis dalam injil adalah para sahabat dan para pengikut beliau semula sedikit, kemudian bertambah dan berkembang dalam waktu singkat seperti bijian yang tumbuh mengeluarkan batangnya, lalu batang bercabang dan beranting, kemudian menjadi besar dan berbuah sehingga menakjubkan orang yang menanamnya, karena kuat dan indahnya sehingga menambah panasnya hati orang-orang kafir. Demikianlah agama Islam, Rosulullah dan para pengikutnya pada permulaan tumbuh dan berkembangnya.
            Kemudian kepada pengikut Rosulullah itu baik yang dahulu maupun yang sekarang, Allah SWT menjanjikan pengampunan dosa-dosa mereka, memberi mereka pahala yang banyak dan menyediakan surga sebagai tempat yang abadi bagi mereka. Janji Allah SWT yang demikian itu pasti ditepati.


1 Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi:  hal. 126
2 Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi:  hal. 127  
3 Al-Qur’an dan Tafsirnya,  hal. 412-413

Tidak ada komentar:

Posting Komentar