Q.S Al-Imran ayat : 138-139
هَذَا
بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ. وَلَا تَهِنُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ.
(Al Qur'an) ini adalah penerangan
bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamu lah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman. (al-Imran 138-139)1
Kosa kata :
§
Bayanun : Penjelasan
tentang akibat jelek yang mereka lakukan, berupa kebohongan
§
Hudan
: Penambah penerang mata hati dan
petunjuk kepada jalan agama lurus
§
Al- Mau’izah : Suatu hal yang bisa melunakan hati dan
mengajak berpegang kepada ketaatan yang ada padanya
§
Al-Wahnu : Lemah dalam beramal, berpikir dan dalam
menjalankan perkara
Penjelasan :
Didalam ayat
138 menjelaskan tentang keadaan umat manusia, sekaligus sebagai petuah dan
nasehat bagi orang-orang yang bertakwa dari kalangan mereka, karena mereka
orang yang mau mengambil petunjuk dengan kenyataan-kenyataan seperti ini. Mereka juga mau mengambilnya
sebagai pelajaran dalam menghadapi kenyataan yang sedang mereka alami. Berkat
petunjuk ini, mereka berjalan lurus sesuai dengan metode yang benar, menjauh
dari hal-hal yang mengakibatkan kelalaian yang sudah tampak jelas akibatnya,
yakni membahayakan diri mereka. Orang
mukmin sejati ialah orang yang mau
mengambil hidayah dari Al-Kitab dan mau menerima penyuluhan nasehat-nasehatnya.
Dalam hal ini juga merupakan bantahan terhadap perkataan kaum musyrikin dan
munafik yang melancarkan tuduhan kepada Nabi SAW, mereka mengatakan bahwa jika
Muhammad memang benar-benar seorang utusan, maka pasti mereka tidak akan bisa
dikalahkan dalam perang uhud. Hal itu juga mengandung petunjuk dan penjelasan
bahwa sunnatullah juga berlaku bagi para nabi dan rasul, sebagaimana berlaku
bagi semua makhluk-Nya.
Al-Qur’an
telah memberikan petunjuk kepada kita tentang masalah-masalah strategi
pertempuran menghadapi musuh, sampai bagaimana kita mempersiapkan diri, dalam
hal ini kita dianjurkan mengetahui hakikat persiapan supaya kita melangkah
dengan kewaspadaan dalam membela hak. Dengan demikian, kita berjalan diatas sunnatullah
dalam meraihnya dan memelihara kelestariannya. Hendaknya kita mengetahui
kondisi musuh kita untuk dijadikan pertimbangan antara kekuatan kita dan
kekuatan mereka. Apabila kita tidak menempuh jalan-jalan tersebut berarti kita
tidak memakai jalan hidayah, dan kita termasuk orang-orang yang tidak mau
mengambil pelajaran dan pengalaman.
Didalam ayat
139 dijelaskan janganlah kalian merasa lemah dalam menghadapi pertempuran dan
hal-hal yang diakibatkan olehnya, seperti membuat persiapan dan mengatur siasat
perang, lantaran luka dan kegagalan
lantaran luka dan kegagalan dalam perang uhud. Janganlah kalian bersedih
atas orang-oarang yan mati selama perang tersebut. Bagaimana perasaan lemah dan
sedih menimpa kalian, sedangkan kalian merupakan orang-orang yang berada diatas
angin (menamg). Sunnatullah telah menetapkan pada saat terdahulu, bahwa akibat
yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa, tidak pernah menyimpang dari
sunah-Nya. Bahkan mereka memberikan pertolongan kepada orang-orang yang mau
menolong sunatullah dan mereka menegakan keadilan.
Sesungguhnya Allah melarang
merasa susah terhadap apa yang telah lewat, karena hal tersebut akan
mengakibatkan seseorang kehilangan semangatnya. Sebaliknya Allah tidak melarang
hubungan seseorang dengan apa yang dicintainya, yaitu harta, kekayaan, atau teman
yang dapat memulihkan kekuatannya, serta dapat mengisi hatinya dengan
kegembiraan. Yang dimaksud dengan larangan hal seperti ini adalah mengobati
jiwa dengan cara bekerja, meski dengan cara terpaksa.
Kesimpulanya,
bahwa perintah untuk berbuat persiapan, menyediakan segala peralatan termasuk
dengan tekad dan semangat yang benar, disamping keteguhan hati dan bertawakal
kepada Allah supaya bisa meraih kemenangan dan mendapatkan apa yang diinginkan,
serta dapat mengembalikan kerugian-kerugian atau kekalahan-kekalahan yang telah
mereka derita.
Firman Allah wa
antumul a’launa merupakan berita gembira tentang apa yang bakal mereka
raih di masa mendatang, yaitu kemenangan. Sesungguhnya yang hatinya telah diisi
deang iman yang benar, sehingga iman itu benar-benar meresap dakam hati ia
pasti merasa yakin terhadap akibat baik sesudah ia berpegang pada sunnatullah
dan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya ke arah keberhasilan dan kebahagiaan.
Q.S Al-Fath ayat 29
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ
بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ
مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ
شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ
لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا.
Artinya : “Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka
ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam
Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar.
Ayat
ini menerangkan bahwa Muhammad itu adalah Rosul yang di utus Allah kepada
seluruh umat.Para sahabat dan pengikut Rosul itu bersikap keras terhadap
orang-orang kafir,tetapi lemah lembut terhadap sesama mereka. Orang-orang yang beriman itu selalu mengerjakan
solat dengan khusu’, tunduk, ikhlas, mencari pahala, karunia Allah dan
keridhoan –Nya.3
Tampak diwajah mereka
terlihat bekas sujud.Yang dimaksud dengan bekas sujud disini ialah air muka
yang cemerlang, tidak ada gambaran kedengkian dan niat buruk kepada orang lain,
penuh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Bersikap dan berbudi pekerti
yang halus sebagai gambaran keimanan mereka. Sifat-sifat yang demikan itu
adalah sifat-sifat yang terlukis dalam taurat.
Sifat-sifat mereka yang
terlukis dalam injil adalah para sahabat dan para pengikut beliau semula
sedikit, kemudian bertambah dan berkembang dalam waktu singkat seperti bijian
yang tumbuh mengeluarkan batangnya, lalu batang bercabang dan beranting,
kemudian menjadi besar dan berbuah sehingga menakjubkan orang yang menanamnya,
karena kuat dan indahnya sehingga menambah panasnya hati orang-orang kafir.
Demikianlah agama Islam, Rosulullah dan para pengikutnya pada permulaan tumbuh
dan berkembangnya.
Kemudian kepada pengikut
Rosulullah itu baik yang dahulu maupun yang sekarang, Allah SWT menjanjikan
pengampunan dosa-dosa mereka, memberi mereka pahala yang banyak dan menyediakan
surga sebagai tempat yang abadi bagi mereka. Janji Allah SWT yang demikian itu
pasti ditepati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar