A. Proposisi
Yang dimaksud
dengan proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai
benar dan salahnya. Proposisi sering juga disebut dengan keterangan. Proposisi
merupakan bentuk terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.[1]
Suatu proposisi
mempunyai tiga bagian yaitu subjek (S), predikat (P) dan satu bagian lagi yang
yang merupakan suatu tanda yang menyatakan hubunngan diantara subjek dan
predikat, inidisebut dengan kopula (K).
Contoh:
Manusia adalah moral
S K P
Susunan kata yang
tidak dapat dinilai betul salahnya tidaklah dikatakan sebagai proposisi.
Berikut ini adalah bentuk susunan kata yang tidak dapat dijadikan sebagai
proposisi:[2]
1. Ungkapan yang mengandung keinginan, seperti:
semoga Tuhan selslu melindungimu.
2. Bentuk perintah, seperti:
ambilah buku itu.
3. Bentuk larangan, seperti: janganlah
kamu bergadang sampai pagi.
Jenis-jenis proposisi
a. Dilihat dari bentuknya, proposisi dibagi menjadi dua:
1.Proposisi tunggal adalah proposisi
yang hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh: Kuda adalah hewan
2.Proposisi majemuk adalah proposisi
yang disusun lebih dari satu pernyataan.
Contoh: M.Yamin adalah seorang ahli hukum dan sastrawan
kenamaan
b. Dilihat dari sumbernya, proposisi dibagi menjadi dua:[3]
1.Proposisi analitik, adalah
proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada
subjeknya.
Contoh: Ayah adalah orang laki-laki
2.Proposisi sintetik, adalah
proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan
bagi subjeknya.
Contoh: Papaya ini manis
Gadis itu gendut
c. Dilihat dari kualitasnya, proposisi dibagi menjadi dua:
1.Proposisi afirmatif, adalah proposisi
yang kopulanya selalu bersifat membenarkan adanya persesuaian hubungan subjek
dan predikatnya.
Contih: Manusia adalah moral
Sebagian manusia adalah bijaksana
2.Proposisi negative, adalah
proposisi yang kopulanya menyatakan bahwa antara subjek dan predikatnya tidak
ada hubungan sama sekali.
Contoh: Semua gajah bukanlah semut
d. Dilihat dari hubungannya, proposisi dibagi menjadi dua:
1.Proposisi kategori adalah proposisi
yang mengandung pernyataan tanpa syarat.
Contoh: Sebagian buah-buahan tidak manis rasanya
2.Proposisi kondisional adalah
proposisi yang bagian-bagiannya terkandung kepada bagian yang lain.
Contoh: Jika ia dating saya pergi
B. Oposisi
Untuk membahas
masalah pertentangnan (oposisi). Maka terlebih dahulu perlu kita ketahui macam-macam
hubungan logika berikut hukum-hukumnya.
Ada enam macam hubungan logika:[4]
- Hubungan independent (tak beraturan): Dua pernyataan mempunyai hubungan independent manakala keduanya menampilkan permasalahan yang sama sekali terpisah.
Contoh:
Kuda sumbawa kuat-kuat
Pohon asam berakar tunggang
Semua kelinci
adalah lemah
Semua kelinci
pemakan daun-daunan
Bahasa arab adalah sukar
Logika adalah sukar
2.
Hubungan
ekuivalen (persamaan): Dua pernyataan mempunyai hubungan ekuivalen manakala
keduanya mempunyai hubungan yang sama.
Contoh:
Semua besi adalah logam
Sebagian logam adalah besi
Sebagian cendikiawan
menjadi mentri
Sebagian cendikiawan
bukan tak menjadi mentri
- Hubungan kontradiktori (pertentangan): Dua pernyataan mempunyai hubungan kontradiktori manakala keduanya terdiri dari term subjek dan predikat yang sama tetapi berbeda dalam kualitas maupun kuantitas. Pertentangan ini hanya mempunyai satu ciri, jika salah satu diantaranya benar, malka yang lainnya palsu.[5]
Contoh:
Semua yang sukses rajin
Sebagian yang sukses tidak rajin
- Hubungan kontrari (perlawanan): Dua pernyataan mempunyai hibungan kontrari manakala term subjek dan predikat kedua pernyataan itu sama, kuantitasnya sama-sama universal tetapi berbeda dalam kualitas.
Contoh:
Semua harimau tidak pemarah
Semua harimau pemaraah
- Hubungan sub-kontrari (setengah perlawanan): Dua pernyataan mempunyai hubungan sub-kontrari manakala term subjek dan predikat itu sama, kualitasnya sama-sama pertikular berbeda dalam kualitas.
Contoh:
Sebagian pedagang kikir
Sebagian pedagang tidak kikir
Sebagian mahasiswa tidak
malas
Sebagian mahasiswa malas
Hubungan sub-kontrari mempunyai tabiat: salah satu
pernyataan harus benar dan bisa benar kedua-duanya.
- Hubungan implikasi (mencakup): Dua pernyataan mempunyai implikasi manakala term subjek dan predikat pernyataan itu sama, sama-sama dalam kualitas tetapi berbeda dalam kuantitas.
Contoh:
Semua mahasiswa kelas C rajin
Sebagian mahasiswa kelas C
rajin
Hubungan implikasin mempunyai sifat,
bisa benar keduanya, salah keduanya a tau
satu benar dan satu salah.[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar