Tuhan
menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang
lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk
pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan
(biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang
tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia
sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat
unik manusia.
Rasa ingin tahu, juga merupakan salah
satu ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa
keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan
selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan
pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru
sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Ada dua macam perkembangan
alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini.
I. Sejarah Pengetahuan yang
diperoleh Manusia
Manusia selalu merasa ingin tahu maka
sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih
mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya.
Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi
kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia
mereka-reka sendiri jawabannya.
A. Comte menyatakan bahwa ada tiga
tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika),
tahap filsafat dan tahap positif (tahap ilmu). Mitos termasuk tahap teologi
atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos yang merupakan
kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat
tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan
atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos
timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca indera manusia
serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi
pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika
(bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah
bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya
merupakan atap.
Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman
dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546) seorang astronom, pakar di bidang
matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan
hanya memantulkan sinar matahari, dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh
perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan
sebagainya.
II. Perkembangan fisik Tubuh Manusia
Tubuh manusia berubah mulai sejak
berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang
sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan
kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog
yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi,
bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi
kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai
berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya
pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang
kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat
terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata,
terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan
berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ
reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia
sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa
bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa
sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun,
perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan
berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja
merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena
selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara
emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat
mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung
jawab.
III. Sejarah Perkembangan IPA
Dengan bertambah majunya
alam pikiran dan makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat
menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Berkat pengamatan yang
sistematis, kritis dan makin bertambahnya pengalaman yang diperoleh, lambat
laun manusia berusaha mencari jawab secara rasional. Dalam menyusun pengetahuan,
kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Penalaran deduktif ialah
cara berpikir yang bertolak belakang dari pernyataan yang bersifat umum untuk
menarik simpulan yang bersifat khusus. Sedangkan penalaran induktif (empiris)
ialah cara berpikir dengan menarik simpulan umum dari pengamatan atas
gejala-gejala yang bersifat khusus.
Karena himpunan
pengetahuan yang diperoleh dari penalaran deduktif dan induktif tidak dapat
diandalkan sebagai ilmu pengetahuan maka muncullah ilmu yang secara teoretis
didapat dari pengamatan dan eksperimentasi terhadap gejala-gejala alam. Konsep
itu disebut Ilmu Pengetahuan Alam.
IV. Metode Ilmiah dan
Implementasinya
Pengetahuan tentang mitos,
ramalan nasib berdasarkan perbintangan bahkan percaya adanya dewa diperoleh
dengan cara berprasangka, berintuisi dan coba-coba (trial and error).
Suatu pengetahuan dapat
dikatakan pengetahuan yang ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat antara lain;
objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Salah satu syarat ilmu
pengetahuan tersebut harus diperoleh melalui metode ilmiah. Kriteria metode
ilmiah yang digunakan dalam penelitian antara lain harus berdasarkan fakta, bebas
prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisis, hipotesis, berukuran objektif
serta menggunakan teknik kuantitatif atau kualitatif.
Alur berpikir yang
mencakup metode ilmiah dapat dijabarkan dalam langkah-langkah yang mencerminkan
tahapan kegiatan ilmiah. Kerangka berpikir ilmiah pada dasarnya terdiri dari
langkah-langkah operasional metode ilmiah, yaitu perumusan masalah, penyusun
kerangka berpikir, pengajuan hipotesis, perumusan hipotesis, pengujian
hipotesis, dan penarikan simpulan.
Metode ilmiah mempunyai
keterbatasan maupun keunggulan. Keterbatasan metode ilmiah adalah
ketidaksanggupannya menjangkau untuk menguji adanya Tuhan, membuat kesimpulan
yang berkenan dengan baik dan buruk atau sistem nilai dan juga tidak dapat
menjangkau tentang seni dan keindahan. Sedangkan keunggulannya, antara lain:
Peranan matematika terhadap IPA sangat besar, karena matematika merupakan
alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan
hidupnya. Contoh pada zaman modern ini, pembuatan mesin-mesin, pabrik bahkan
perjalanan ke ruang angkasa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terbagi menjadi IPA kualitatif dan IPA
kuantitatif. IPA kualitatif hanya mampu menjawab pertanyaan tentang hal-hal
yang bersifat aktual, sedangkan IPA kuantitatif adalah IPA yang dihasilkan oleh
metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif dengan menggunakan statistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar