Hegemonis Sains dan teknologi
barat atas masyarakat negara-negara di seluruh dunia membawa pengaruh yang
sangat besar terhadap gaya, corak dan pandangan kehidupan masyarakat. Meraka
seperti tak sadarkan diri mengikuti pola-pola pemikiran dari sains barat,
sehingga cara berfikirnya, cara pandangnya, dan persepsinya terhhadap sains dan
hal-hal terkait yang menjadi inflikasinya menjadi terbaratkan. Dalam
sejarahnya, sains barat modern dibangun atas dasar semangat kebebasan dan
penentangan terhadap doktrin ajaran Kristen, sehingga ia mencoba menampilkan
pola pikir yang berlawanan dengan tradisi pemikiran agama (kristen) sebagai
antitesis. Misi yang paling meyolok yang disipkan
kedalam sains barat modern itu adalah sekularisasi. Konsep sekulasasi
disosialisasikan dan dipropagandakan sedemikian rupa dikalangan para ilmuan,
mahasiswa, pelajar, kelompok-kelompok intelektual lainnya, dan masyarakat pada
umumnya, untuk mendapatkan pembenaran-pembenaran secara ilmiah. Pada akhirnya, konsep sekularisasi ilmu pengetahuan itu menjadi opini publik
pada tingkat global.
Ada berapa kelompok masyarakat yang paling dirugikan akibat penerapan
konsep sekularisasi pengetahuan barat modern itu. Mereka adalah
kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki ikatan moral dengan ajaran agamanya,
terutama masyarakat muslim ketika mengikuti arus perkembangan sains modern dari
Barat, mereka sadar maupun ”terpaksa” harus menggantikan nilai-nilai religius
mereka dengan nilai-nilai sekuler yang sangat kontras. Selama ini agama Islam
dipedomani sebagai jublak dalam menempuh kehidupan sehari-hari. Tidak
ketinggaln juga, agama diyakini memiliki peranan untuk mewarnai bangunan ilmu
pengetahuan dan unsur-unsur lain yang terikat. Namun kenyataannya mansyarakat
muslim seolah dipaksa untuk melaksanakan ajaran sekuler (sekularisme) dalam
seluk beluk kehidupan lantara derasnya arus sekularisasi. Secara riil sekarang
ini mereka semakin menjauhi nilai-nilai religius islam. Kondisi inilah yang
menjadi keprihatinan para pemikir muslim, sebab bisa membahayakan keimanan
(akidah) islam.
Berkaitan dengan kepribadian
itu, mereka sedang menggagas islamisasi pengetahuan sebagai upaya untuk
menetralisir pengaruh sains barat modern sekaligus menjadikan islam sebagai
paradigma ilmu pengetahuan. Mereka berupaya membaersihkan pemikiran-pemikiran
muslin dari pengaruh negatif kaidah-kaidah berfikir ala sains modern, sehingga
pemikiran muslim benar-benar steril dari konsep sekuler. Al attas mengatakan,
bahwa islamisasi ilmu berarti pembahasan ilmu dari penafsiran-penafsiran yang
didasarkan pada ideologi sekuler, dan dari makna-makna serta ungkapan-ungkapan
sekuler.[1]
Banyak pemahaman ilmu pengetahuan yang terlanjur tersekulerkan daat digeser dan
diganti dengan pemahaman-pemahaman yang mengacu pada pesan-pesan islam,
manakala ”proyek islamisasi pengetahuan” benar-benar digarap secara serius dan
maksimal. Sebagai tindak lanjut dari gagasan-gagasan normatif itu, para pemikir
muslim harus berupaya keras merumuskan islamisasi pengetahuan secara teoritis
dan konseptual yang didasarkan pada gabungan antara argumentasi rasional dan
petunjuk-petunjuk wahyu.
Usaha tersebut sangat berat,
karena harus mengarahkan seluruh potensi para ilmuan muslim yang mengacu pada
petunjuk wahyu Tuhan.ini baru beban secara teknis, belum lagi beban secara
psikologis. Secara psikologis mengembalikan cara pandang atau persepsi
masyarakat muslim terhadap konsep-konsep ilmu pengetahan yang telah lama
tersekulerkan dan terbaratkan menuju persepsi yang sarat nilai-nilai islam
bukanlah pekerjaan yang ringan. Pekerjaan ini membutuhkan keuletan-keuletan
sikap, sosialisasi yang gencar, proses secara kontinuitas, disamping tentu saja
argumentasi-argumrntasi yang tidak saja cukup rasional, tetapi lebih itu semua
seyogiyanya mampu mengungguli argumentasi-srgumentasi yang dibangun para ilmuan
barat. Kita menyadari, bahwa ilmuan-ilmuan barat dalam mendasari ilmu
pengetahuannya dikenal sangat rasional, mengingat bahwa salah satu pendekatan
yang diandalkan dalm membangun kerangka ilmu pengetahuan adalah pendekatan
rasional. Hanya saja masih ada celah-celah hasil pemikiran mereka itu, jika
dicermati secara mendalam apalagi ditinjau dari perspektif pesan-pesan islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar