Berbicara islamisasi ilmu
sejatinya kita berbicara tentang 3 pemahaman dasar yang lazimnya ada dalam
khazanah pemikiran filsafat yaitu Tuhan, manusia dan alam. sampai di sini
tampaknya tidak ada yang bermasalah, masing-masing dari kita sepakat adanya 3
hal tersebut.
Sebagai catatan, islamisasi ilmu
saat ini dipengaruhi dua hal yaitu respon terhadap kondisi umat manusia dan
alam yang semakin tidak jelas orientasinya, kerusakan alam dalam bentuk
pemanasan global, kesemrawutan tataruang kota, kerusakan manusia yang semakin
miskin pemaknaan hidup, hal ini semakin ditegaskan oleh adanya penyakit yang
tidak diidap oleh para pendahulu kita, yaitu penyakit eksistensial yang
ditandai dengan kegagalan manusia untuk mamaknai hidup, akibatnya kemudian
manusia begitu mudah untuk stress, psikosomatis dan bunuh diri.
Respon kedua hadir dari
roamantisme masa lalu di mana islam hadir sebagai trendsetter peradaban yang
mampu menghadang 2 gelombang helenisme, para ulama saat itu begitu jeli
menyaring sisi mana yang dapat diterima seperti kedokteran, dan sisi mana yang
perlu ditolak seperti paganisme yunani, mereka berhasil mempertahankan rumah
ini sebagai miliknya.
Para ilmuwan muslim kemudian
melakukan kontemplasi akan perjalanan hidup umat manusia, akhirnya mereka
menemukan formulasi untuk mengeluarkan umat manusia dari kemelut ini.mereka
melihat bahwa kegagalan sistem filsafat barat yang cenderung mekanistik ini
membuat manusia terrenggut dari akarnya, begitu istilah eric fromm, mereka
terlalu percaya diri bahwa manusia memiliki kebebasan mutlak terlepas dari
intervensi tuhan. akibatnya manusia melihat alam sebagai sistem mekanistik.
Lebih dari itu, cara pandang
filsafat barat terhadap Tuhan, alam dan manusia ini kemudian dipaksakan kepada
umat islam yang memiliki sistem sosial dan kepercayaannya yang khas, lagi-lagi
kemudian umat islam tercerabut dari akarnya, mereka menjadi manusia yang tidak
jelas identitasnya, sebab secara tidak sadar sesungguhnya mereka mengakui
sebagai muslim, namun tingkahnya barat, jelas akan terjadi kontradiksi
psikologis yang membuat mereka tidak akan menjadi sesuatu.
Barat memiliki konsep ketuhanan yang unik,
sebab sejak awal mereka menafikan tuhan dalam kehidupan, bagi mereka setelah
tuhan menciptakan alam, maka tuhan beristirahat dan memberikan wewenang kepada
makhluknya untuk menentukan dirinya sendiri, sedangkan dalam islam dari awal
sampai akhir, Allah mengintervensi hidup manusia.
Kembali ke islamisasi islam,
kurang lebih ada 2 tokoh yang banyak berperan dalam islamisasi ilmu, yaitu Syed
Al-Naquib Al Attas dan Ismail Razi Al Faruqi, beberapa orang memandang Ziauddin
Sardar juga termasuk penggagas islamisasi ilmu.
Islamisasi ilmu jelas tidak
berbicara aspek teknis yang sering banyak disindir oleh orang dungu yang
mengatakan apa bentuk pistol yang islami, apakah moncongnya harus terbalik
supaya penembaknya banyak muhasabah, bagaimana bentuk bangunan yang islami?
apakah harus ada lafaz Allah di mana-mana, tentu saja bukan itu, sebab kajian
islamisasi adalah kajian filosofik yang kemudian akan mempengaruhi cara pandang
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar